Tugas 2 ( ANALISIS DAMPAK PENAMBANGAN BATU KAPUR TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN NUSA PENIDA )

Nama : ALDO FAJAR RINOFA
NPM : 30414759
Kelas : 3ID12

DAMPAK PENAMBANGAN BATU KAPUR TERHADAP
LINGKUNGAN DI KECAMATAN NUSA PENIDA

I. DAMPAK LINGKUNGAN
       Hasil observasi yang dilakukan pada saat penelitian, penambangan batu kapur di Kecamatan Nusa Penida merupakan penambangan terbuka dengan terlebih dahulu menghilangkan vegetasi dan mengupas tanah yang menutup deposit batu kapur. Sistem penambangan terbuka yang diterapkan di daerah penelitian adalah tipe teras dan tipe cekungan. Kegiatan penambangan selalu memerlukan perlengkapan khusus baik alat mekanis maupun sederhana. Sebelum melakukan penambangan para penambang terdahulu mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan di Kecamatan Nusa Penida tidak menggunakan alat-alat mekanis atau alat berat untuk menggalinya, hanya menggunakan alat sederhana seperti : 1). Linggis ; Untuk menggali batu kapur, 2). Palu ; Untuk memecahkan batu kapur menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, 3). Sekop ; Untuk memindahkan batu kapur ke dalam alat angkut, 4). Betel ; Memiliki fungsi yang sama dengan palu yaitu untuk memecahkan batu kapur menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, 5). Gerobak ;
Merupakan alat angkut tradisional yang digunakan untuk mengangkut tanah penutup batu kapur ke sekitar lokasi tambang yang dianggap aman.

A. DAMPAK POSITIF 
      Dampak positif ini belum diketahui dari pihak luar dari Kecamatan Nusa Penida, dan kegiatan tersebut belum diketahui secara tuntas. Pemahaman tentang fungsi ekologis dari bukit kapur sangat dibutuhkan, sehingga dapat dipastikan bahwa di masa mendatang kawasan kapur ini akan ada pengolahan batu kapur lebih lanjut guna untuk pemanfaatan sumberdaya lingkungan.

B. DAMPAK NEGATIF
     Dampak negatif yang umum terjadi akibat penambangan batu kapur diantaranya terbentuknya lereng-lereng terjal yang sangat membahayakan para penambang, polusi udara, banyak lahan terbuka, tanah yang berdebu dan berpasir, galian material yang terserak dimana-mana, lubang-lubang yang menganga, hiruk pikuk buruh tambang, udara kotor akibat prosesing serta jalan-jalan yang dilintasi para pengangkut tambang jadi cepat rusak akibat kelebihan beban.

C. UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF
       Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batu kapur 3 desa di Kecamatan Nusa Penida pada beberapa aspek lingkungan abiotik, maka diperlukan upaya masyarakat untuk memperbaiki kerusakan lingkungan abiotik yang ditimbulkan. Usaha penanggulangan kerusakan lingkungan hidup di daratan meliputi perbaikan di daerah penambangan, reklamasi, pengendalian erosi dan berbagai gangguan lainnya. Sebagian besar (70,4%) penambang di Kecamatan Nusa Penida kadang-kadang melakukan dalam perbaikan pada lubang bekas tambang. Hal tersebut dijumpai hampir di semua titik penambangan, kecuali pada titik penambangan 6 di Desa Kutampi. Pada titik penambangan 6 di Desa Kutampi ini sebagian besar (50%) tidak pernah melakukan reklamasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Otonomi Daerah

Tugas Etika Profesi

manusia dan tanggung jawab